Minggu,15 Juni 2025
Pukul: 16:39 WIB

Sejarah Rumah Sakit Sekarwangi Dari Rumah Sakit Misionaris Hingga Menjadi Rumah Sakit Umum Daerah

Sejarah Rumah Sakit Sekarwangi Dari Rumah Sakit Misionaris Hingga Menjadi Rumah Sakit Umum Daerah

Rabu, 26 Februari 2025
/ Pukul: 16:09 WIB
Rabu, 26 Februari 2025
Pukul 16:09 WIB
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

SUKABUMISATU.COM – Zendingziekenhuis, atau rumah sakit misie, merupakan lembaga pelayanan kesehatan yang didirikan oleh organisasi misie Kristen di Hindia Belanda.

Tujuan utama pendirian lembaga ini adalah memberikan layanan medis kepada masyarakat sekaligus menyebarkan ajaran agama Kristen, terutama di kalangan masyarakat pribumi.

Pada awal abad ke-20, aktivitas pelayanan kesehatan masyarakat di Hindia Belanda meningkat pesat. Kelompok non pemerintah seperti misionaris dan perusahaan swasta menjadi kekuatan utama dalam penyediaan layanan kesehatan, khususnya bagi masyarakat bumi putra di Jawa.

Rumah sakit misie biasanya didanai oleh sumbangan dari individu, gereja, atau organisasi misie. Meski beberapa mendapatkan dukungan finansial dari negara atau lembaga internasional, sebagian besar bergantung pada bantuan sukarela.

Sebelum abad ke-20, layanan kesehatan di Hindia Belanda sebagian besar ditujukan untuk sektor militer, sementara masyarakat bumiputra hanya mendapatkan perhatian medis saat terjadi wabah. Namun, setelah munculnya Politik Etis, perhatian terhadap kesehatan bumiputra mulai meningkat secara bertahap.

Pada babak kedua abad ke-19, misionaris mulai memberikan bantuan medis sebagai bagian dari upaya mendekati masyarakat.

Baca Juga  Sempat Dirawat di RS Sekarwangi, Satu Korban Tertimpa Pohon Kelapa di Cikembar Meninggal Dunia

Salah satu contohnya adalah S. Coolsman, seorang misionaris yang membantu masyarakat Priangan termasuk di wilayah Sukabumi selama wabah kolera pada tahun 1865. Kegiatan ini tidak hanya membantu meringankan penderitaan masyarakat tetapi juga memperkuat kepercayaan masyarakat bumiputra terhadap misionaris.

Rumah sakit misi pertama didirikan di Mojowarno, Jawa Timur, pada tahun 1894 oleh misionaris Kristen-Protestan. Rumah sakit ini dikepalai oleh dr. H. Bervoets dan memainkan peran penting dalam pelayanan kesehatan di Jawa Timur, khususnya di Surabaya.

Selain itu, pengaruh ide-ide misionaris dari Yogyakarta juga terlihat dalam pengelolaan rumah sakit di pabrik gula Djatiroto, termasuk pengadopsian Djocja-System yang dianggap efektif dan efisien.

Perkembangan rumah sakit misi semakin pesat pada awal abad ke-20. Pada tahun 1901, sebuah rumah sakit misie didirikan di Poerwodadi, Jawa Tengah, oleh Semarangsch Comité voor Zieke en Behoeftige Inlanders. Rumah sakit ini terus berkembang dan pada tahun 1909 memiliki fasilitas lengkap seperti bangsal, poliklinik, dapur, dan bangunan tambahan untuk pasien.

Baca Juga  Kronologi Pekerja Jaringan Internet Tewas Tersengat Listrik di Cibadak Sukabumi

Pada tahun tersebut, rumah sakit ini mampu merawat ratusan pasien dengan dukungan dana dari berbagai pihak, termasuk subsidi dari Yayasan Simavi.

Kehadiran misi (misie) Kristen di Indonesia pada tahun 1814 terjadi saat pendudukan Inggris. Misionaris pertama datang dari Belanda dengan dukungan London Missionary Society, salah satunya adalah Joseph Kam yang melayani di Ambon dan Kepulauan Maluku hingga wafat pada tahun 1833. Perhimpunan Misie Gereja Reformed Belanda (Nederlandse Gereformeerde Zendingsvereniging) juga memiliki peran penting dalam penyebaran misie di Indonesia, mendirikan banyak fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit di Bandung, Sukabumi, Purwakarta, dan Cideres.

Keberadaan Zendingziekenhuis tidak hanya menjadi bagian dari sejarah pelayanan kesehatan di Hindia Belanda tetapi juga mencerminkan perpaduan misi kemanusiaan dan keagamaan yang membentuk pola interaksi baru antara misionaris dan masyarakat pribumi.

Di Sukabumi sendiri, rumah sakit Zendingziekenhuis yang dibangun oleh Misie Keristen adalah Rumah Sakit Sekarwangi Cibadak.

Baca Juga  Kondisi Terkini Ibu dan Anak Korban Kecelakaan Maut di Cikukulu Sukabumi
RSUD Sekarwangi Cibadak

Rumah Sakit ini awalnya adalah penampungan korban perang untuk perjuangan Kristen Belanda yang didirikan oleh Louise Jacobus Rieou pada tahun 1932, serta diresmikan oleh Bupati Sukabumi ke-2 R.A.A Soeria Danoeningrat sebagai rumah sakit resmi penunjang rumah sakit di Kabupaten Sukabumi pada tahun 1939 dengan fungsinya menjadi rumah sakit penampungan pembantu yang dipimpin dokter Sdhrok dengan 6 tempat tidur serta saat itu bernama “Hulp Zendingziekenhuis Sekar-Wangi Tjibadak” .

Tahun 1945-1950 Sekarwangi beralih fungsi menjadi rumah sakit pembantu (satelit dari RSUD R. Syamsudin, SH/Bunut) dan digunakan untuk menampung korban perang termasuk pejuang korban Bojongkokosan dan peristiwa Pemboman Cibadak,
Pada tahun 1966 beralih menjadi Puskesmas Cibadak.

Pada tahun 1968 menjadi Puskesmas dan tempat perawatan (DPT), kemudian tahun 1970 berubah menjadi rumah sakit pemkab kelas D dengan kapasitas 35 tempat tidur. Baru pada tahun 1995 meningkat menjadi rumah sakit kelas C.

(Rangga Suria Danuningrat)

Related Posts

Add New Playlist