Oleh: Elfan Muzaki, Mahasiswa Teknik Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (elfan428@gmail.com)
OPINI, SUKABUMISATU.COM – Semen adalah salah satu produk hasil tambang yang memiliki banyak kegunaan. Salah satunya untuk membangun konstruksi atau bangunan.
Semen dikenal sebagai produk pertambangan dalam kehidupan kita sehari-hari. Indonesia sendiri memiliki banyak perusahaan yang bergerak di bidang industri semen. Terutama di daerah Sukabumi.
Semen terbuat dari berbagai bahan baku seperti batu kapur, pasir kuarsa, pasir besi, tanah liat, gypsum dan fly ash. Produk pertambangan ini banyak digunakan karena biayanya yang relatif rendah, kemudahan pemrosesan, kemampuan untuk membawa beban berat, kekuatan dan ketahanan terhadap suhu dan tekanan tinggi.
Semen bukanlah barang yang langka, bahkan kita sendiri bisa melihat produk hasil semen di rumah kita. Namun, kita membutuhkan barang itu dalam jumlah yang sangat banyak karena semakin hari semakin banyak pembangunan kontruksi bangunan baru yang berimbas pada penyediaan bahan baku yang semakin menipis.
Oleh karena itu semen sangat dibutuhkan di jaman sekarang apalagi Indonesia akan menghadapi Era Revolusi Industri 5.0 yang dimana pembangunan akan semakin meningkat dan penyediaan stok bahan baku semen harus lebih banyak.
Di Sukabumi sendiri terdapat pabrik semen yang bernama SCG, berdiri pada tahun 1913 hingga saat ini. Namun kondisi yang dihadapi PT Tambang Semen Sukabumi tidak berjalan mulus, banyak diantaranya warga yang mengeluhkan aktivitas pertambangan yang dilakukan PT tersebut tidak sesuai dengan prosedur. Berikut beberapa hambatan yang dihadapi oleh PT Tambang semen sukabumi.
Ijin bahan peledak Tambang Semen di Sukabumi diperiksa oleh pihak kepolisian
Kapolres Sukabumi (saat itu) AKBP Nasriadi menyelidiki kasus ijin penggunaan bahan peledak milik PT SCG pada Sabtu (10/8/2019). Menurutnya peledakan yang dilakukan PT tersebut merugikan aktivitas warga sekitar, bahkan menimbulkan getaran sehingga merusak rumah – rumah warga di sekitar area tambang.
Banyak warga berpendapat bahwa peledakan yang dilakukan PT tersebut terlalu keras dan mengganggu aktivitas mereka, bahkan beberapa diantaranya ada yang jatuh pingsan karena ledakan yang cukup dahsyat. Sehingga pihak kepolisian menyelidiki dan melakukan uji coba peledakan langsung di lokasi tambang.
Selama uji peledakan, banyak terdengar suara – suara yang mengecewakan karena suara dan getarannya berbeda dengan peledakan tambang yang biasa dilakukan oleh perusahaan tambang. Menanggapi hal itu, pihak kepolisian mengungkapkan bahwa ledakan yang dilakukan selama uji ledakan itu tidak biasa. Sehingga aktivitas penambangan dihentikan sementara.
Dampak yang ditimbulkan oleh penambangan semen di Sukabumi
Pembangunan tambang semen di sekitar desa mereka telah menyebabkan hilangnya air bersih. Menurut warga, eksploitasi dilakukan oleh PT Tambang Semen Sukabumi (TSS), mitra PT SCG di Gunung Guha.
Selain itu dampak yang paling signifikan adalah kerusakan lingkungan. Tak sedikit warga yang mengeluh mengalami sesak nafas akibat pencemaran udara dari truk – truk yang beroperasi. Bahkan beberapa rumah warga mengalami retak – retak akibat pengeboran.
Kondisi seperti ini diakibatkan karena lokasi penambangan tersebut dekat dengan pemukiman warga sehingga dampak yang dirasakan warga sekitar area tersebut sangat signifikan.
Kecelakaan kerja di pabrik SCG
Selain dari kesuksesan pabrik SCG, pada tahun 2018 PT ini pernah mengalami kebakaran hebat tepatnya pada hari senin (3/9/2018) sekitar pukul 20.20 waktu setempat.
Lebih lanjut, hal serupa terjadi pada tahun 2022 kamis (7/7/2022) pukul 21:52. Tidak ada Gedung yang terbakar, apalagi korban jiwa. Namun peristiwa ini diduga karena kelalaian karyawan.
Dari peristiwa tersebut, sudah seharusnya perusahaan ini lebih memperhatikan karyawannya, jangan sampai karena kelalaian yang ditimbulkan oleh karyawan menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Kurangnya pasokan batu bara
Muhammad Khayam, Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian (IKFT) menyatakan harga batu bara internasional naik sejak Desember 2020. Hal itu turut memengaruhi harga batu bara domestik yang menekan industri semen.
“Kenaikan harga batu bara internasional menyebabkan kenaikan tajam harga batu bara domestik dan menjadi beban berat bagi industri karena harga rata-rata Free On Board lebih dari 55 persen,” ujarnya dalam Rapat Kerja Komisi VII (RDP), Selasa (25/1/2022).
Kelangkaan batu bara berdampak negatif, yaitu berkurangnya atau terhentinya ekspor semen dan klinker.
PT Tambang Semen Sukabumi mengungkapkan mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku karena harganya yang semakin meningkat.
Oleh karena itu, untuk menekan biaya bahan baku batubara, SCG menerapkan teknologi produksi yang efisien, mengurangi limbah dan meningkatkan penggunaan sumber energi alternatif seperti biomassa dan energi matahari.
Misalnya, melalui pengenalan teknologi bahan bakar turunan limbah (RDF) melalui dua anak perusahaannya PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi. Proyek ini menghasilkan energi dari limbah, yang diharapkan dapat berkontribusi pada target pemerintah untuk pengurangan limbah sebesar 30 persen dan pengolahan limbah sebesar 70 persen pada tahun 2025.
Respon masyarakat sekitar terhadap dampak yang ditimbulkan pabrik semen SCG
Warga hanya bisa pasrah dengan keadaan dan tunduk karena mereka tidak berani menuntut perusahaan tersebut.
Masyarakat yang terkena dampak industrialisasi tidak berani menuntut perusahaan
karena beranggapan bahwa perusahaan semen merupakan perusahaan besar yang dapat melakukan apa yang diinginkan dengan mendatangkan polsek, maupun kodim
untuk menekan masyarakat.
Selain itu, apa yang dijanjikan oleh PT tersebut tidak sesuai dengan apa yang mereka terima. Pasalnya mereka dijanjikan akan memperkerjakan warga sekitar namun pada kenyataannya hanya beberapa orang saja dan itupun hanya sebagai security saja. Banyak warga mengeluh dan mengungkapkan kekecewaan mereka dengan unjuk rasa namun tidak mengubah apapun.
Semen banyak ditemui di sekitar kita, karena bahan baku yang mudah ditemukan. Semen sendiri memiliki banyak kegunaan, diantaranya sebagai bahan kontruksi bangunan dan lain sebagainya.
Namun dibalik itu semua ternyata perkembangan pabrik semen Indonesia khususnya di daerah sukabumi ini tidaklah mudah. Banyak hal terjadi contohnya kecelakaan kerja, sampai kasus kebakaran di PT SCG.
Bahkan dampaknya pun tidak kecil, banyak masyarakat yang mengeluh akibat aktivitas pertambangan tidak sesuai dengan prosedur kerja yang sudah ditetapkan. Mereka merasakan dampak yang sangat merugikan bagi kehidupan mereka karena industri tambang semen di daerah Sukabumi ini.
Selain dampak negatifnya, pabrik semen yang ada di Sukabumi ini ternyata memiliki banyak dampak positif. Contohnya dengan adanya PT SCG yang berlokasi di Sukabumi memudahkan masyarakat untuk membeli semen karena jarak tempuh yang lumayan dekat.
Mungkin untuk kedepannya pabrik semen PT SCG ini dapat lebih ramah lingkungan dan mementingkan kenyamanan masyarakat sekitar. Pasalnya tak sedikit orang yang tercemar oleh penambangan yang dilakukan perusahaan tersebut. Terlebih lagi dalam memperhatikan keselamatan kerja para karyawannya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.