SUKABUMISATU.com – Puluhan hektar lahan persawahan di tiga desa wilayah Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, mengalami kekeringan dan terancam gagal panen. Hal ini terjadi akibat jebolnya tanggul Bendungan Jaringan Irigasi (DI) Lewi Bangga Cicatih yang terletak di Kampung Pondok Tisuk, Desa Cihelang Tonggoh, sejak Agustus 2024 lalu.
Tanggul dengan panjang sekitar 35 meter dan kedalaman tiga meter itu jebol karena tidak mampu menahan derasnya aliran air saat hujan ekstrem melanda kawasan tersebut. Hingga saat ini, perbaikan belum juga dilakukan oleh dinas terkait, membuat pasokan air ke areal persawahan terputus total.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menyampaikan bahwa kekeringan tersebut sangat berdampak pada kehidupan petani dan masyarakat sekitar.
“Air dari irigasi bukan hanya untuk sawah, tapi juga dibutuhkan masyarakat yang mengandalkan sumur. Sumur di sini sangat bergantung pada serapan air dari sawah dan saluran irigasi,” ujarnya kepada Sukabumsatu.com
Warga juga menyampaikan harapannya agar pihak terkait, khususnya Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) di tingkat kabupaten maupun provinsi, segera melakukan perbaikan.
“Kami mohon kepada instansi terkait, terutama PSDA dan Dinas Pertanian, agar segera memberikan solusi. Sawah yang terdampak adalah lumbung padi utama di Kecamatan Cibadak,” lanjutnya.
Dampak dari kerusakan tanggul ini sangat dirasakan para petani. Selama hampir satu tahun, aliran air ke sawah-sawah mereka terputus, menyebabkan lahan mengering dan potensi kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
“Petani sangat sedih. Padi mereka mengering, padahal pertanian adalah program ketahanan pangan yang saat ini menjadi prioritas nasional,” beber warga tersebut.
Kepala UPTD PU Cibadak, Heri, membenarkan bahwa pihaknya telah mengajukan usulan perbaikan kepada Dinas melalui Bidang SDA sejak terjadinya bencana. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut nyata.
“Kami sudah mengajukan permohonan perbaikan sejak lama. Tapi petani ingin agar tanggul ini segera diperbaiki karena pertanian kini sedang menjadi perhatian besar pemerintah pusat,” jelas Heri.
Masyarakat berharap pemerintah segera menindaklanjuti laporan dan permohonan perbaikan tersebut, demi menyelamatkan lahan pertanian dan mendukung ketahanan pangan nasional. (Sandra)