SUKABUMISATU.com – Warga net Sukabumi semat dihebohkan dengan sebuah video berdurasi 48 detik berisi empat orang pria yang tiga diantaranya memegang senapan laras panjang dan menyampaikan kata-kata dengan bahasa arab dan Indonesia. Video itu pun sontak viral di media sosial twitter dan youtube.
Dalam video yang beredar terlihat satu orang pria menggunakan baju koko putih, jas, peci coklat dan memegang senapan sambil berbicara atau pidato. Kemudian ada dua orang memegang senapan laras panjang dan satu orang membawa kitab kecil seperti Iqra.
Sesosok pria yang berbicara itu merupakan Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi, Ujang Hamdun, sekaligus calon pengurus DKM Al-Jabbar Bandung sebagai anggota Divisi Kerjasama dan Lintas Masjid. Warga net menilai video tersebut mengandung propaganda.
Dalam video itu, Ujang Hamdun membacakan surat Al-Anfal ayat 60. “Jadilah hamba yang membunuh bukan yang dibunuh. Perangi orang musyrik dimanapun mereka berada. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Takbir,” kata dia.
Usai videonya viral, Ujang Hamdun, dan tiga orang yang ada dalam video itu dipanggil ke Markas Kodim 0607 Kota Sukabumi. Mereka memberikan klarifikasi bahwa mereka merupakan satu NKRI atau setia kepada NKRI.
“Saya bersama rekan-rekan saya, ini ada Kang Anton, Kang Rozak dan David bahwa pertama saya sampaikan dulu secara tegas, saya NKRI dan kegiatan saya bagaimana membina narapidana dan napiter, kemarin baru deklarasi setia kepada NKRI, ikrar kembali setia kepada negara,” ujarnya. Minggu (26/3/2023) malam.
Dia menjelaskan, video tersebut dibuatnya untuk konsumsi pribadi. Dia juga membantah adanya dugaan terafiliasi dengan kelompok teroris atau kelompok tertentu.
“Saya tentu tidak ada sedikitpun terafiliasi dengan aliran-aliran garis keras, barang tentu kami juga tidak ada sedikitpun niat untuk melawan NKRI atau apapun yang ditunjukan. Untuk konsumsi pribadi artinya untuk internal teman-teman pengajian dan tidak ada tujuan disebarluaskan,” bebernya.
Dia juga menegaskan dalam pemahamannya, video yang dibuat itu tidak menunjukkan provokasi karena mereka juga tidak punya latar belakang dari garis keras atau melawan negara, radikalis, makar, dan kainnya. “Karena latar belakang kami tidak di situ semua,” ungkapnya
Adapun terkait senapan laras panjang yang mereka perlihatkan dalam video itu, Ujang menyebut itu adalah senapan angin dan saat ini sudah diserahkan ke Kodim 0607.
“Kami sudah melakukan silaturahmi, ngobrol bersama TNI dan Polri. Insyaallah kami tidak ada sedikit pun unsur makar terhadap negara ataupun terafiliasi dengan kelompok tertentu. Senapan sudah diserahkan ke pihak Kodim 0607 untuk bahan pertimbangan mereka, pandangan saya itu senapan angin dan rutinitas kami berburu,” katanya.
Dia juga meminta maaf atas viralnya video tersebut. “Sekali lagi saya mohon maaf atas video tersebut apabila ada hal-hal yang kurang berkenan di hati masyarakat Republik Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, Dandim 0607 Kota Sukabumi, Letkol Inf Dedy Ariyanto mengatakan pihaknya sudah memanggil semua orang yang berada dalam video itu dan membuat pernyataan klarifikasi di Mako Kodim Kota Sukabumi pada Minggu siang (26/3/2023).
“Baik, tadi Alhamdulillah kita kumpul termasuk semuanya, pelaku yang ada dalam video tersebut dan beliau juga sudah mengklarifikasi bahwa beliau itu membuat video bukan dalam tujuan tertentu, tapi memang hanya iseng. Ibaratnya karena waktu itu mau ke Pondok Halimun kemudian hujan dan mereka mampir, karna mobil juga ada kendala, ketika di tempat makan itu iseng bikin video sambil bawa senjata,” ujar Dedy
Pihaknya juga sudah menerima tiga pucuk senapan angin yang ada dalam video tersebut berikut pelurunya dengan jenis peluru mimis yang diserahkan langsung oleh orang-orang yang ada dalam video viral itu.
“Senjata itu memang bentuknya seperti senapan serbu tapi itu dan sudah ada di kita juga, diserahkan oleh beliau, itu senapan angin, ada tiga termasuk peluru senapan angin tujuannya berharap video ini tidak kemana-mana karena memang tidak ada tujuan jelek sampai ke arah radikal atau intoleran, tidak ada,” jelasnya.
Reporter: Riza Fauzi | Redaktur: Mulvi Mohammad Noor