PALABUHANRATU, SUKABUMISATU.COM – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sukabumi melakukan rapat koordinasi menjelang musim libur Natal dan tahun baru. Dispar juga berkoordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk polisi, untuk mencegah terjadinya pungli terhadap wisatawan.
Kadispar Kabupaten Sukabumi, Sigit Widarmadi, mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Tim Saber Pungli dan Polres Sukabumi. Koordinasi juga dilakukan dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi.
“Ini sebagai bentuk antisipasi supaya tidak ada pungutan liar. Meskipun kewenangan Dishub, tapi kan bisa juga mencoreng pariwisata berkaitan dengan viralnya informasi seperti kejadian tahun lalu,” ujar Sigit kepada awak media di Kecamatan Palabuhanratu, Jumat (9/12/2022).
Nantinya, pola parkir di tempat wisata akan menyesuaikan aturan desa setempat. Pengawasan juga akan dilakukan dengan melibatkan aparatur di kecamatan.
Berdasarkan hasil rapat koordinasi, lanjut Sigit, setiap tukang parkir di objek wisata akan didata oleh pemerintah desa setempat dan diketahui oleh kecamatan. Ini akan dilakukan untuk menghindari oknum yang tidak bertanggung jawab.
Di sisi lain Sigit mengungkapkan harga tiket sejumlah lokasi wisata sesuai dengan Perda Nomor 7 Tahun 2018. Misalnya, objek wisata Curug Sodong hanya ditarif Rp 5 ribu per orang, sama halnya dengan tiket wisata Ujunggenteng.
“Sementara untuk Geyser Cisolok tidak dikenakan biaya karena masih ditutup fasilitasnya belum lengkap. Tetapi kalau ingin melihat bisa saja, tanpa tiket retribusi rekreasi,” kata Sigit.
Selanjutnya untuk kebersihan area wisata, Dispar sudah berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan Kabupaten Sukabumi serta mengimbau kepada para pedagang untuk menjaga kebersihan area pantai dari sampah yang bertebaran.
Dispar juga terus menata pedagang yang berjualan di sekitar objek wisata pantai agar memberikan kesan baik serta nyaman kepada wisatawan. Khususnya wisatawan yang datang ke kawasan Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark (CPUGGp).
Ia berhadap berharap agar seluruh elemen masyarakat bisa menjaga kenyamanan, kebersihan, dan nama baik dunia pariwisata Kabupaten Sukabumi. Sebab jika tidak dijaga, maka keseluruhan objek wisata akan menjadi jelek tentunya banyak yang akan dirugikan karena akan mempengaruhi kedatangan wisatawan.
“Mudah-mudahan itu tidak terjadi karena yang kita jaga bersama itu citra kepariwisataan yang ada di Kabupaten Sukabumi,” katanya.