SUKABUMISATU.com – Peristiwa memilukan terjadi di aliran Sungai Leuwi Curug, Kampung Cijagung, Desa Bojonggaling, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi. Seorang bocah laki-laki bernama Guntur Nur Sejati (9) ditemukan meninggal dunia setelah dilaporkan tenggelam pada Selasa (15/4) sore.
Menurut keterangan tim SAR, insiden bermula saat korban bersama tiga temannya bermain di sungai. Ketika debit air tiba-tiba meningkat, keempat anak itu melompat ke dalam aliran sungai. Tiga orang berhasil menyelamatkan diri setelah terbawa arus ke tepi, namun Guntur terseret derasnya aliran dan menghilang.
Operasi pencarian langsung digelar sejak Rabu pagi (16/4) oleh tim SAR gabungan yang melibatkan berbagai unsur, antara lain Pos SAR Sukabumi, Polsek dan Koramil Warungkiara, BPBD Kabupaten Sukabumi, Satpol PP, SAKA SAR, Pramuka Peduli, dan warga setempat. Tim dibagi menjadi tiga Search and Rescue Unit (SRU) yang masing-masing melakukan pencarian melalui jalur air menggunakan perahu rafting sejauh 2 kilometer, penyisiran darat sejauh 1 kilometer, serta pencarian udara menggunakan drone sejauh 300 meter.
Upaya pencarian membuahkan hasil sekitar pukul 16.00 WIB. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, tersangkut di bebatuan di tepi sungai pada jarak sekitar 6 kilometer dari lokasi awal kejadian.
“Korban kami temukan dalam posisi miring, tersangkut di bebatuan pinggir aliran sungai. Saat ditemukan, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia,” ujar Suryo Adianto koordinator Basarnas Kabupaten Sukabumi yang terlibat dalam proses evakuasi.
Setelah ditemukan, jenazah langsung dievakuasi dan dibawa ke rumah duka. Proses identifikasi oleh keluarga memastikan bahwa jasad tersebut adalah benar Guntur Nur Sejati. Sekitar pukul 19.30 WIB, korban resmi diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Dalam proses pencarian ini, tim SAR menggunakan sejumlah peralatan pendukung seperti perahu rafting, drone, alat deteksi bawah air Aqua Eye, hingga kendaraan rescue. Cuaca cerah turut mendukung kelancaran operasi, meskipun medan sungai yang panjang dan bebatuan cukup menyulitkan pencarian.
Peristiwa ini menambah daftar panjang kasus anak tenggelam di area perairan terbuka, yang kerap kali terjadi akibat kurangnya pengawasan saat anak-anak bermain di lokasi yang berisiko. Pihak berwenang mengimbau agar orang tua dan masyarakat lebih waspada terhadap aktivitas anak di sekitar sungai, terutama saat cuaca dan debit air tidak menentu. (Candra)