SUKABUMISATU.COM – Malang betul nasib keluarga Agus (43) da Winda (30). Keluarga pasutri asal Kabupaten Subang ini bertahan hidup dengan menjadi pemulung di Sukabumi. Tiga anaknya pun terpaksa harus putus sekolah.
Winda dan Agus kini tinggal di rumah kontrakan di Kampung Gentong, RT 02 RW 17, Desa Limbangan, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Mereka sudah tinggal di Sukabumi setidaknya selama dua tahun terakhir.
“Suami saya dulunya sopir truk, tapi sejak dipecat dua tahun lalu dia sekarang enggak ada kerjaan tetap. Palingan kita sekeluarga mulung,” kata Winda kepada sukabumisatu.com, Senin (27/3/2023).
Winda dan Agus memiliki lima buah hati. Karena kekurangan ekonomi, tiga diantaranya yakni Febri (9), Anis (11), dan Ari (12) terpaksa harus putus sekolah.
Sementara dua orang anaknya yang lain masih balita. Mereka yaitu Hawa (14 bulan) dan Lina (5). “Orang tua mana yang tidak sedih melihat anak-anaknya harus ikut-ikutan jadi pemulung sampah. Setiap pagi dan siang kelima anak-anak saya selalu ikut memulung di sekitar Sukaraja,” kata dia.
“Sambil gendong anak bungsu saya yang masih bayi, tiga kakaknya juga terpaksa putus sekolah. Saya enggak sanggup untuk biaya sehari-harinya,” tambahnya.
Winda dan keluarga kecilnya kini tinggal mengontrak di rumah kontrakan yang mereka sewa seharga Rp 200 ribu per bulan. Ia mengaku ingin pulang kampung ke Kalijati di Subang namun Ia mengaku kebingungan dengan kondisi keluarga yang sangat kekurangan.
“Orangtua di Subang pun sama susahnya. Apalagi suami saya juga lagi nganggur, di sana malah nyusahin orang tua,” imbuhnya.
Dari kegiatan memulung, kondisi ekonomi Winda dan Agus terbilang sangat pas-pasan. Penghasilan mereka dari kegiatan memulung hanya sekitar Rp 150 ribu per dua minggu.
“Itu juga kalau dapat banyak. Tapi kalau enggak mulung ya bingung juga mau kerja apa,” tukasnya.
Reporter: Iwan Akar | Redaktur: Mulvi Mohammad Noor