Oleh: Mulyawan Safwandy Nugraha/Dosen PPs UIN Sunan Gunung Djati Bandung
mulyawan@uinsgd.ac.id
Seiring mendekatnya Pilkada 2024, para calon pemimpin daerah memiliki tanggung jawab besar yang tidak hanya terbatas pada pengelolaan sumber daya dan infrastruktur, tetapi juga pembinaan generasi muda. Hari Pendidikan Nasional menjadi momentum yang tepat untuk merenungkan peran vital yang mereka harus ambil dalam mempengaruhi arah pendidikan anak bangsa. Para pemimpin yang terpilih akan memegang kunci utama dalam membentuk lingkungan pendidikan yang kondusif dan merumuskan kebijakan yang mendukung pengembangan karakter serta kecakapan anak-anak Indonesia.
Baru-baru ini, kita menyaksikan berbagai kasus yang menunjukkan pentingnya pendidikan karakter yang lebih ditekankan dalam sistem pendidikan kita. Dari fenomena perundungan di sekolah hingga penyalahgunaan media sosial oleh remaja, jelas bahwa ada kebutuhan mendesak untuk program pendidikan yang lebih komprehensif dan inklusif. Calon pemimpin harus mengakui bahwa kebijakan pendidikan tidak hanya soal anggaran dan infrastruktur, tetapi juga tentang bagaimana membentuk karakter siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara sosial dan emosional.
Calon pemimpin di Pilkada 2024 harus menetapkan visi pendidikan yang holistik. Mereka harus berusaha keras untuk menyediakan akses pendidikan yang merata di seluruh wilayah mereka, termasuk memastikan bahwa teknologi pendidikan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, sehingga tidak ada anak yang tertinggal karena keterbatasan infrastruktur. Lebih lanjut, mereka perlu menciptakan kebijakan yang menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan, keberagaman, dan toleransi. Ini esensial untuk menghindari polarisasi yang lebih dalam dan menguatkan fondasi demokrasi.
Selain itu, para calon pemimpin harus memprioritaskan pelatihan guru dan pengembangan kurikulum yang mencakup pendidikan karakter sebagai komponen inti. Dengan melengkapi guru dengan metode pengajaran yang efektif dan kurikulum yang mendukung, kita dapat lebih menjamin bahwa nilai-nilai penting seperti integritas, empati, dan kritis berpikir diajarkan sejak dini. Keterlibatan orang tua dan masyarakat juga harus ditingkatkan, memberikan mereka peran lebih dalam mendukung pendidikan dan pembinaan karakter anak-anak.
Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, seruan bagi para calon pemimpin menjadi sangat penting: hanya pemimpin yang memahami pentingnya pendidikan sebagai dasar kemajuan sebuah negara yang dapat dianggap efektif. Dengan memperkuat infrastruktur pendidikan dan memastikan bahwa semua anak memperoleh pendidikan yang menyeluruh tentang kehidupan dan tanggung jawab sosial, kita bisa mengantisipasi munculnya generasi yang tidak hanya dapat bertahan dalam kompetisi global, namun juga memiliki kemampuan untuk memimpin dengan kebijaksanaan dan integritas. Kita membutuhkan pemimpin yang berorientasi tidak hanya pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada pengembangan moral dan karakter generasi yang akan datang.