SUKABUMISATU.COM – Larangan impor barang bekas yang diberlakukan pemerintah belum lama ini mulai dirasakan pedagang baju thrifting di Sukabumi. Isu soal larangan tersebut membuat minat pembeli dinilai menurun, omset pedagang baju thrifting pun turun drastis.
Seperti yang dirasakan Yudha (35) pedagang baju impor bekas atau yang biasa disebut cimol. Omset penjualan harian di toko Saung Branded Sukaraja milik Yudha menurun hingga 50 persen.
“Kabar larangan impor barang bekas itu mencuat, nampaknya juga berpengaruh pada minat pembeli. Turun drastis sekitar 50 persen,” kata Yudha kepada sukabumisatu.com, Kamis (23/3/2023).
Usaha penjualan baru impor bekas baru dimulai oleh Yudha sejak sebulan terakhir. Ia membuka toko di tempat yang terbilang cukup strategis, yakni di Jalan Raya Sukabumi-Cianjur.
Selama sebulan menjalankan usahanya, Yudha mengaku bisnis ini cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
“Tapi kalau ada larangan barang impor bekas, kami pedagang kecil pasti sangat terdampak. Pemerintah harusnya mikirin nasib kami,” kata dia.
Ia pun berharap ada solusi dari pemerintah terkait masalah ini. Tak sedikit pedagang kecil yang menjadikan bisnis jualan baju bekas tersebut untuk menyambung hidup.
“Kalau mau dilarang yang mau gimana lagi. Tapi harusnya ada solusi juga buat pedagang-pedagang kecil yang terdampak,” kata dia.
“Dampak adanya larangan untuk pakaian impor ini sangat merugikan, para pedagang. Sebelumnya, omzet penjualan itu lumayan, per hari bisa ada 5-10 potong baju yang terjual. Tapi setelah ramai dibicarakan oleh pemerintah terkait larangan barang impor second, penjualan menurun mencapai 50 porsen,” tambanya.
Maraknya bisnis thrifting di Sukabumi tak terlepas dari minat pembeli yang cukup tinggi. Bagi sebagian kalangan, baju cimol bisa jadi solusi untuk tampil keren dengan budget pas-pasan.
Seperti yang diungkapkan Fasha (18). Remaja asal Sukalarang ini mengaku sudah beberapa kali membeli pakaian impor bekas.
“Udah bebetapa kali beli di yempat ini, suka aja. Kualitas bahannya bagus, harganya pun murah, terus trendnya tak kalah ngikutin mode terbaru,” singkatnya.
Reporter: Iwan Akar | Redaktur: Mulvi Mohammad Noor