SUKABUMISATU.COM – R alias B, meninggal dunia setelah dikeroyok massa di Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi. Belakangan pihak keluarga dan kerabat mendesak polisi mengusut tuntas kasus ini serta menduga R jadi korban salah sasaran.
Salah seorang kerabat R, yakni A mengungkapkan bahwa R adalah sosok yang baik di keluarga maupun lingkungan masyarakat. Sehari-hari, R bekerja serabutan.
“Dia kerja apa aja mau kok, termasuk jadi kuli bangunan. Dia baik orangnya,” kata A kepada sukabumisatu.com, Sabtu (1/4/2023).
R adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Ia sempat menikah dan tidak memiliki keturunan.
A meyakinkan bahwa R tidak pernah tersandung kasus kriminal, termasuk pencurian. Meski R bertatoo, Ia dikenal sebagai sosok yang aktif bersosial.
“Kalau ada yang meninggal, dia termasuk orang yang paling gesit buat bantu menggali makam. Enggak ada dia pernah mencuri, makanya kami kaget dia dibilang maling tanpa ada barang bukti,” imbuhnya.
Sebelumnya, A mengungkapkan sejumlah kejanggalan terkait pengeroyokan di Gegerbitung. Kejanggalan-kejanggalan itu membuat warga menduga R jadi korban salah sasaran.
“Maling yang dikejar itu pakai baju coklat dan perawakannya kecil. Sementara almarhum ini yang ditangkap warga pakai kaos hitam celana jeans dan perawakannya tinggi,” kata dia.
“Dan lokasi pengeroyokannya itu bukan di Kampung Kawungluwuk, enggak sama dengan lokasi percobaan pencurian. Lokasi pengeroyokannya di kampung sebelahnya, di Cilubang Hilir,” tuturnya.
Kejanggalan lainnya, lanjut A, didapat dari aparat setempat yang sempat berbincang dengan R dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Warga mendapati R sedang berada di sebuah masjid di Gegerbitung. R juga mengaku diajak seorang teman untuk datang ke Desa Caringin menggunakan sepeda motor trail.
“Nah sementara korban ini dia enggak bisa pakai motor kopling. Pake motor biasa aja dia enggak lancar,” kata dia.
“Jadi kalau korban ini disebut maling, buktinya apa? kami menilai ini sangat janggal. Sebelum meninggal, korban mengaku hanya diajak saja,” tambahnya.
Redaktur: Mulvi Mohammad Noor