SUKABUMISATU.COM – Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi bersama Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat menggagas konsep kewirausahaan untuk warga yang menjadi korban terdampak bencana Gempa Cianjur. Bersama masyarakat serta Yayasan Mengetuk Pintu Langit mereka membentuk roll model kewirausahaan.
“Model yang kami inisiasi merupakan sebuah pemikiran yang nantinya akan diserahkan kepada Dinas Sosial Provinsi Jawa barat, dengan skema kewirausahaan,”ungkap Pimpinan Ponpes Dzikir Al-Fath, KH. Fajar Laksana, kepada awak media usai Seminar Penanganan Pasca Bencana Alam Cianjur, di Ponpes Dzikir Al-Fath Sukabumi, Sabtu, (8/7/2023).
Kyai Fajar mengatakan konsep kewirausahaan tersebut sesuai dengan program Dinsos yakni Griya Bina Karya. Dengan konsep ini, korban gempa bisa kembali bangkit dan mandiri.
Ia menambahkan, ada sejumlah opsi jenis usaha yang bisa diaplikasikan terutama di bidang integrated farming. Misalnya ternak domba, ikan, magot, dan ayam, atau pun hortikultura.
Disamping itu, opsi lain yang bisa dilakukan adalah ketermapilan sederhana seperti menjahit atau membuat makana kemasan.
“Kami mencoba agar mereka yang terkena kita jembatani kepada pemerintah untuk mendapatakn bantuan usaha,” jelas Fajar.
“Bagaimana agar masyarakat yang terkena dampak bencana itu bisa memiliki usaha sendiri. Makanya, kita lakukan kerjasama dengan pemerintah melalui Dinsos dengan pelayanan sosialnya,” tambahnya.
Ponpes Dzikir Al-Fath bersama Yayasan Mengetuk Pintu Langit telah melaksanakan program penanganan bencana alam d Cianjur. Di sana, Ponpes Al-Fath menerapkan manajemen bencana, trauma healing, sekolah alam untuk anak-anak, hingga pengajian untuk masyarakat.
“Secara perlahan para donatur juga berdatangan, dan Alhamdulillah, bersama masyarakat kita bisa membangun masjid yang biayanya hampir mencapai Rp 500 juta. Itu semua juga dari para donatur atau pun masyarakat,”akunya.
Kepala Pusat Pelayanan Griya Bina Karya Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat tersebut, Teguh Hasbudi, mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kepada Ponpes Dzikir Al-Fath Sukabumi yang telah ikut menangani korban bencana alam gempa di Cianjur.
Tak hanya turut serta dalam penanganan, Ponpes Al-Fath juga berkontribusi melalui penyampaian informasi apa saja yang perlu didukung pemerintah.
Dinsos sendiri, kata Teguh, menyambut positif peran Ponpes Al-Fath. Pada Agustus mendatang, model yang digagas Ponpes Al-Fath akan mulai direalisasikan
“Konsep yang dikembangkan di Al-Fath dan yang ada di Dinsos Provinsi Jabar hampir sama. Baik itu budidaya ikan, domba, ayam, dan lainnya,”kata dia.
Nantinya, masyarakat terdampak bencana juga akan mendapatkan modal, dan alat bantu usaha. Mereka juga mendapat jaminan biaya hidup selama lima bulan.
“Termasuk di kontrakan rumahnya kalau belum mendapatkan bantuan rumah. Itu yang akan dikerjasamakan dengan Ponpes Dzikir Al-Fath,”jelasnya.
Teguh berharap, model yang dikembangkan oleh Al-Fath bisa diimplementasikan, serta bisa ditiru daerah-daerah lain apabila terjadi bencana.
“Agustus nanti akan mulai berjalan untuk sekitar 50 jiwa yang akan mendapatkan bantuan tersebut,” pungkasnya.
Redaktur: Mulvi Mohammad Noor