Oleh: Rachmat Maulana. S.Gz., MKM
SUKABUMISATU.COM – ASI Eksklusif menurut World Health Organization yaitu memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak usia 0-6 bulan, dan dapat dilanjutkan hingga usia 2 tahun. (WHO, 2017) Pemberian air susu ibu (ASI) sejak dini, terutama ASI eksklusif pada 6 bulan pertama akan memelihara pertumbuhan dan perkembangan otak bayi, sistem kekebalan, fungsi tubuh secara optimal dan merupakan faktor yang vital untuk pencegahan penyakit diare dan infeksi saluran pernafasan. Menyusui dapat menyebabkan pengeluaran hormon pertumbuhan dan membangun hubungan saling percaya antara bayi dan ibu. (Kemenkes RI, 2016)
Menyadari pentingnya ASI eksklusif untuk bayi, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif yang didalamnya menekanan bahwa Asi eksklusif sebagai sebagai salah satu aturan yang harus dilaksanakan. Kendati telah dikeluarkan PP pada tahun 2012 angka kepatuhan masyarakat dalam menjalanakan ASI Esklusif masih rendah padahal Ekawati dalam Hariyani (2019) menyebutkan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki risiko kematian karena diare 3,94 kal. Hal ini diperkuat dengan penilitian yang dilakukan oleh Sulistyoningsih (2019) praktik pemberian ASI eksklusif yang dapat mencegah kematian balita sebesar 11.6%. sekarang timbul pertanyaan sepenting apa ASI ???
Manfaat ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan pertama:
1. Mencegah terserang penyakit, Kolostrum pada ASI yang pertama kali keluar mengandung immunoglobulin A yang berfungsi melindungi bayi dari serangan kuman. Immunoglobulin A memberikan perlindungan terhadap organ tubuh bayi yang rentan terhadap kuman, seperti usus, hidung, dan tenggorokan. Selain penyakit yang diakibatkan kuman, ASI dapat mencegah pula penyakit yang diakibatkan oleh virus hal ini dikarenakan ASI berfungsi sebagai stimulan bagi kelenjar thymus yang terdapat pada tenggorokan bayi untuk memproduksi sel T selama usia awal kehidupan bayi. Fungsi sel T itu sendiri adalah melawan virus-virus yang masuk. Semakin dewasa, kelenjar ini akan terus menyusut sehingga kekebalan tubuh manusia semakin menurun. Bayi dengan asupan ASI cenderung memiliki kelenjar thymus yang lebih besar daripada bayi yang hanya mengonsumsi susu formula.
2. Membantu perkembangan otak dan fisik bayi, di usia 0-6 bulan seorang bayi tentu saja belum diizinkan mengkonsumsi apapun selain ASI oleh karenanya selama 6 bulan berturut-turut,kandungan zat gizi makro maupun mikro yang berasal dari ASI yang diberikan pada bayi terutama kadar lemak omega 3 dan omega 6 yang cukup tinggi pada ASI, beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula. Selain itu ASI yang banyak mengandung asam lemak rantai panjang seperti asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf. Jumlah lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI matang, tetapi mempunyai persentasi asam lemak rantai panjang yang tinggi. ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang dibanding susu sapi. Seperti kita ketahui konsumsi asam lemah jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
3. Kreatinin yang tinggi pada ASI, Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi.
Selain bagi bayi, pemberian ASI eksklusif bagi ibu menyusui juga memiliki manfaat, sebagai berikut :
1. Kesehatan Fisik Ibu,
a. Penurunan risiko kanker payudara dan ovarium serta menurunkan risiko penyakit jantung, beberapa penelitian menyebutkan bahwa ibu yang menyusui cenderung memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung dan tekanan darah tinggi, ini dikaitkan dengan hormon oksitosin dan hormon prolaktin. Oksitosin sering disebut sebagai “hormon cinta/hormon pelukan.” saat menyusui, oksitosin dilepaskan, memainkan peran penting dalam merangsang kontraksi rahim setelah melahirkan dan meningkatkan perasaan koneksi dan keintiman antara ibu dan bayi. Oksitosin juga dapat memberikan perasaan relaksasi dan kesejahteraan pada ibu, sementara hormon Prolaktin adalah hormon yang merangsang produksi ASI, pelepasan prolaktin dapat memberikan efek menenangkan dan membuat ibu merasa lebih rileks.
b. Penurunan Risiko Kehamilan Berulang, ibu yang menyusui memiliki kemungkinan lebih rendah mengalami kehamilan berulang dalam waktu singkat setelah melahirkan.
c. Kontrol Berat Badan, menyusui membantu ibu untuk membakar kalori, sehingga dapat membantu mengembalikan berat badan ke tingkat sebelum kehamilan lebih cepat.
d. Kontraksi Rahim, menyusui membantu merangsang kontraksi rahim, yang dapat membantu mengembalikan rahim ke ukuran normal setelah melahirkan.
2. Manfaat Psikologis:
a. Hubungan Emosional, proses menyusui dapat membantu membangun ikatan emosional yang kuat antara ibu dan bayi.
b. Memberikan perasaan kepuasan dan prestasi pada ibu karena memberikan nutrisi yang optimal kepada bayinya.
c. Kontrasepsi Alami, meskipun bukan metode kontrasepsi yang dapat diandalkan sepenuhnya, menyusui dengan pola yang benar dapat memberikan perlindungan tambahan terhadap kehamilan.
3. Penurunan Risiko Penyakit Kronis,.
bu yang menyusui memiliki risiko yang lebih rendah terkena penyakit seperti diabetes tipe 2 hal ini dikarenakan ASI dapat berkontribusi pada manajemen berat badan setelah kehamilan dan meningkatkan sensitivitas insulin. Selain itu, pengaruh positif ASI pada metabolisme glukosa dapat memberikan perlindungan terhadap pengembangan diabetes tipe 2 pada ibu.
4. Ekonomis.
Menyusui lebih ekonomis daripada memberikan formula bayi, karena ASI tersedia secara gratis dan tidak memerlukan persiapan khusus.
Penting untuk dicatat bahwa setiap ibu dan bayi memiliki pengalaman yang unik, dan beberapa faktor mungkin mempengaruhi kemampuan atau keinginan ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Dalam kasus tertentu, konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan dukungan dan informasi yang sesuai dengan situasi individu.
Daftar pustaka
1. WHO (2017) Infant and young child nutrition: Global strategy on infant and young child feeding, FIFTY-FIFTH WORLD HEALTH ASSEMBLY. Available at: http://apps.who.int/gb/archive/pdf_files/WHA55/ea5515.pdf.
2. Kemenkes RI (2018) Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu dan Bayi. https://ayosehat.kemkes.go.id/manfaat-asi-eksklusif-untuk-ibu-dan-bayi
3. Kemenkes RI (2019) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanandasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, Jakarta.
4. Sulistyoningsih, H. (2019) ‘Kampanye Terbuka “ASI saja Sampai Usia 6 Bulan” sebagai Upaya Pemenuhan Gizi pada Bayi di Dusun Gunung Kawung Desa Cikunir Kecamatan Tasikmalaya tahun 2019, STIKes respati, 126(1),pp.1-7.