SUKABUMISATU.COM – Jampang Warior Dance (JWD) Entertaiment bakal menggelar turnamen atau pasanggiri Jaipong untuk tingkat pelajar dan umum se-Kabupaten Sukabumi 1 Oktober 2023 mendatang. Pasanggiri diselenggarakan dalam rangka memeriahkan hari jadi ke-4 JWD.
Pelatih JWD, Repan, mengatakan pasanggiri seni jaipong digelar dengan tujuan mengembangkan bakat, dan minat peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun di sanggar seni tradisi.
“Serta menumbuhkan rasa kebersamaan, persaudaraan, sekaligus ajang silaturahmi para seniman,” ujar Repan kepada sukabumisatu.com, Selasa (05/09/2023).
Lomba Jaipong diselenggarakan dengan ketentuan durasi tarian maksimal 7 menit. Durasi yang lebih dari ketentuan akan mengurangi penilaian.
Rampak diikuti minimal tiga orang dan maksimal enam orang. Pemilihan lagu jaipong dibebaskan.
Repan menambahkan, bagi calon peserta yang ingin mendaftar dapat menghubungi panitia di nomor +6285776699661 atau +6285723005878. Pendaftaran dibuka hingga 29 September 2023.
” Yang menjadi aspek penilaian untuk Jaipong pertama yakni wiraga atau kemampuan gerak tari, wirasa atau penghayatan, ekspresi dan karakter, serta wirama yaitu terkait ketepatan tempo dengan musik iringan,” kata Repan.
“Kemudian untuk rampak yang menjadi penilaian adalah keserasian tata busana dan pola lantau kelompok,” tambahnya.
Untuk diketahui, JWD adalah organisasi di bidang seni yang memiliki tujuan mempelajari, memelihara, melestarikan, dan mengembangkan berbagai bakat seni serta membangun kreativitas anak muda yang cinta terhadap budaya.
JWD Entertaiment didirikan pada tanggal 09 September 2019 di Kampung Cisuren, Desa Jagamukti, Kecamatan Surade.
Dalam perjalanannya, organisasi ini telah melahirkan para seniman muda di bidang menari dan menyanyi. JWD juga sudah memperoleh berbagai penghargaan mulai dari tingkat wilayah hingga Kabupaten.
Repan menambahkan pendirian JWD Entertainment juga bertujuan memotivasi anak muda agar meningkatkan dan mengembangkan bakat serta menumbuhkan kembali rasa cinta anak muda terhadap seni budaya. Kemudian menumbuhkan kembali para seniman muda yang sudah lupa akan budaya tradisi seni serta tumbuhnya rasa kebersamaan, persaudaraan.
“Serta menjaga dan melestarikan warisan budaya yang ada di daerah kita agar tidak hilang dan tidak tergerus oleh zaman,” tukas Repan.
Reporter: Uga Hoeru Rabani | Redaktur: Mulvi Mohammad Noor