SUKABUMISATU.COM – Kejadian tidak menyenangkan dialami rombongan Giri Hardja 3 Putra Ki Dalang Yogaswara Sunandar, grup Seni Wayang Golek kenamaan asal Kabupaten Bandung, usai grup tersebut pentas di Hari Nelayan Ujung Genteng, Ciracap Sukabumi.
Peristiwa penyerangan itu terjadi di Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Kamis (6/6/2024) siang.
Aksi penyerangan membabi buta oleh preman bang jago itu mengakibatkan empat orang kru Giri Hardja 3 Putra mengalami luka-luka akibat sabetan celurit. Mereka yang terluka adalah Joy, Bram, Udin dan manajer Giri Hardja 3 Utra Aziz.
Manajer Giri Hardja 3 Putra, Aziz Ja’ul Ramdan mengalami luka paling parah akibat sabetan celurit pelaku penyerangan. Akibatnya, tangan kiri Aziz mendapat 9 jahitan.
Aziz mengatakan kronologis peristiwa penyerangan itu berawal dari kesalahpahaman di jalan ketika rombongan Giri Hardja 3 Putra melewati jalur Ciwidey dalam perjalanan pulang ke Kabupaten Bandung usai tampil di kawasan Ujung Genteng bersama Kang Dedi Mulyadi.
“Ketika itu sopir kami yang bernama Joy menanyakan ke pelaku kenapa ada tutup buka. Entah bagaimana, sempat ada cekcok. Pelaku tidak terima, dia lalu pergi,” kata Aziz pada sukabumisatu.com. Jumat (7/6/2024).
“Tak lama kemudian, pelaku datang lagi membawa sepuluh orang dan langsung mengamuk mencari Joy. Mereka membabi buta menyerang kami dengan membawa senjata tajam berupa celurit,” tambah Aziz.
Sebagai manajer dan penanggungjawab rombongan Giri Harja 3, Aziz ketika itu berusaha melerai dan menenangkan pelaku dan teman-temannya yang sudah tampak emosi. Namun belum juga berbicara, pelaku langsung menyerang dengan mengayunkan celurit ke arah Aziz.
Dengan spontan Aziz pun menangkis sabetan celurit pelaku yang diketahui berinisial UD tersebut. Namun karena hanya menggunakan tangan kosong, Aziz pun terluka cukup dalam akibat sabetan celurit pelaku.
“Saya waktu itu langsung menangkis karena pelaku langsung menyabetkan celurit. Kalau tidak ditahan pake tangan mungkin akan mengenai wajah saya. Jari tangan saya robek dijahit 9 jahitan,” ungkap Aziz.
Tak berhenti sampai disitu, pelaku yang mengenakan pakaian sebuah ormas itu kemudian terus meluapkan emosinya dengan mencari keberadaan Joy yang sebelumnya sempat terlibat cekcok dengannya. Namun Joy diselamatkan warga setempat dengan bersembunyi di sebuah warung.
“Beruntung ketika itu polisi dari Polsek Naringgul cepat datang. Mereka berusaha menenangkan pelaku dan langsung menangkapnya. Ada dua pelaku yang diamankan di Polsek Naringgul,” jelas sang manajer.
Jika saja polisi terlambat datang, ia mengaku tidak membayangkan apa yang akan terjadi pada rombongannya. Bukan tidak mungkin akan muncul korban jiwa.
“Sebab saat itu pelaku sudah sangat emosi. Tidak bisa ditenangkan. Apalagi dia membawa celurit. Diantara keempat korban luka, saya memang yang mengalami luka paling parah,” Aziz menambahkan.
Usai kejadian tersebut, Aziz dan beberapa orang kru yang mengalami luka sempat mendapatkan perawatan di Puskesmas setempat sekaligus membuat visum untuk melengkapi laporan ke kepolisian.
Ia berharap Polsek Naringgul memproses hukum pelaku dengan seadil-adilnya. Peristiwa penyerangan terhadap pelaku seni ini jangan sampai menjadi preseden buruk dan tidak sampai menimpa lagi pelaku seni mana pun.
“Intinya jangan peristiwa ini sampai menimpa yang lain di masa depan. Kami apresiasi Polsek Naringgul yang gerak cepat mengamankan pelaku yang katanya memang sangat meresahkan warga itu,” ujarnya.
Pasca peristiwa penyerangan tersebut, diakui Aziz banyak pihak yang menghubunginya dan menyampaikan simpati atas kasus penyerangan terhadap rombongan Giri Hardja 3 Putra. Bahkan, kata dia, banyak phak mengutuk aksi penyerangan terhadap para pelaku seni tersebut.
“Terus terang banyak juga yang marah. Tapi kami redam. Jangan sampai terjadi aksi balasan. Kami sampaikan kasus ini sudah selesai dan ditangani kepolisian. Bahkan Polda dan Mabes Polri juga sudah ada atensi karena kan Giri Hardja ini sudah menasional,” tutur Aziz.